Sekali Lagi Rindu Itu Menyapa

Angin dingin malam menyapa di pipi. Sejuk rasanya sedingin embun pagi. Malam ini ku melayari jiwa sendirian di kamar usang. Di sebalik angin bayu, ku melihat ke langit tinggi nun jauh di sana. Bintang-bintang berkelipan seolah-olah mengerti isi hatiku. Sang bulan hanya tersenyum sipu tanpa berbicara. Namun ku turut mengerti maksudnya. Cerita tentang kita membuatku tersentuh, lalu sekali lagi rindu itu mula menyapa bertanyakan pada hati, pada dia yang dekat dihati namun jauh dimata.

Malam yang sepi, hanya bintang dan bulan itu menemaniku, tanpa kamu disisiku. Alangkah indahnya malam yang panjang jika kamu ada di sini. Potretmu menjadi penghuni setia genggamanku. Suaramu menjadi muzik gegendang telingaku. Cepatlah masa berlalu, datanglah segera kamu kepadaku. Sesungguhnya jarak itu memisahkan kita, namun hati tetap bersatu, teguh beresepikan setia antara kita. Tiada pernah curiga menghantui jiwa, hanya doa ku sisipkan mengiringi setiap langkahmu. Moga kembali membawa kejayaan, segulung ijazah modal kehidupan masa depan. Ku di sini menunggu penuh pengharapan bersama rindu yang tak sudah.